Liputan6.com, Jakarta Para pembalap MotoGP harus siap-siap dengan perubahan format kualifikasi jelang MotoGP Inggris yang berlangsung di sirkuit Silverstone pada 6 Agustus 2023 nanti. Seperti dilansir crash, penyelenggara tak lagi menentukan kelolosan pembalap ke kualifikasi 2 atau Q2 berdasarkan waktu kombinasi latihan Jumat.
Seperti dilansir crash, mulai balapan di Silverstone, hanya catatan waktu lap di sesi latihan bebas dua atau FP2 yang akan menentukan siapa yang lolos Q2. Dorna selaku penyelenggara beralasan, FP2 MotoGP yang digelar sore biasanya menjadi ajang para pembalap cari waktu.
Baca Juga
Berdasarkan penelitian, pembalap biasanya lebih cepat di FP2 ketimbang FP1. Ada sekitar 98 persen kasus yang menunjukkan statistik seperti itu.
Advertisement
Namun perubahan ini mengundang protes banyak pembalap termasuk Ducati. Tim asal Italia itu meminta Dorna menunda peraturan ini sampai musim depan.
Soalnya, pembalap tak selalu bisa andalkan FP2. Terkadang pembalap sudah menggeber motor sejak FP1 untuk antisipasi perubahan cuaca di FP2.
Namun format baru kualifikasi memungkinkan tim untuk memiliki waktu perbaiki set up motor atau mencoba spare part baru. Namun tetap saja ini dikeluhkan pembalap Repsol Honda Marc Marquez.
Â
Komentar Marquez soal Perubahan Format Kualifikasi
Â
Marquez berharap Dorna tetap mempertahankan format kualifikasi seperti sebelumnya. Dia berharap penentu ke Q2 tetap dari waktu kombinasi.
Kalau ini sudah bisa dilakukan, tahun depan, kata dia, Dorna bisa mengubah format dengan menjadikan FP3 sebagai penentu kelolosan ke Q2.
Sebelumnya, MotoGP gunakan waktu kombinasi FP1,FP2 dan FP3. Ini dipakai sebelum MotoGP menggelar sprint race.
"Buat saya sekarang di balapan, masalah yang kami hadapi harus gaspol sejak FP1. Tahun lalu, kami masih bisa gaspol di FP3 kalau cuaca normal. Itu waktunya cari waktu lap terbaik," kata Marquez.
"Namun sekarang, karena ada sprint race, Anda sudah gunakan ban lunak sejak FP1, gaspol. Di FP2 ban lunak lagi, lalu kualifikasi, lalu sprint race..."
Â
Advertisement
Marquez Sarankan Latihan Sabtu Jadi Penentu Kualifikasi
Â
Marquez tak setuju kalau sprint race dihilangkan. Namun dia berharap penentu kelolosan ke Q2 hanya ada di FP3 atau sesi latihan Sabtu.
"Inilah yang saya katakan, saya selalu bilang ini, untuk masa depan, kita perlu mengatur ulang. Saya tak sarankan sprint race dihapus, tapi mungkin lupakan latihan Jumat, hari jumat hanya latihan biasa dan lalu konsentrasi di Sabtu," ujarnya.
"Semua pembalap bakal habis-habisan lagi dengan format seperti ini."
Marquez Habis-Habisan di MotoGP Belanda
Marc Marquez kembali menjalani musim terburuk di kariernya pada MotoGP 2023. Dalam 8 seri yang sudah dilewati, Marquez hanya mengoleksi 15 poin dan berada di posisi ke-19 klasemen MotoGP.
Marquez menjalani dua balapan horor pada MotoGP Jerman dan MotoGP Belanda. MotoGP Jerman di sirkuit Sachsenring menjadi pusat penderitaan pembalap asal Spanyol itu.
Dia mengalami jatuh sebanyak lima kali dan mayoritas highside. Ini membuat dia mengalami patah di tulang iga, jari dan juga engkel.
Dengan kondisi begitu, Marquez tetap ngotot mengikuti MotoGP Belanda sebelum akhirnya mundur saat balapan. Dia sempat finis di posisi ke-19 saat sei latihan Jumat dan posisi ke-17 saat kualifikasi.
Marquez juga sempat ikuti sprint race dan finis di posisi ke-11. Sebelum akhirnya terasa snagat berat sehingga memilih untuk tidak ikut balapan utama MotoGP Belanda.
Namun Marquez ternyata punya alasan untuk tetap melakukan itu dengan kondisi tubuh yang tidak fit. Dia melakukan itu karena ingin menjalani jeda musim panas dengan perasaan dan kepercayaan diri yang lebih tinggi jelang MotoGP Inggris digelar.
Â
Advertisement
Marquez Ingin Lebih Percaya Diri Saat Kembali Membalap
Marquez mengaku tak pernah menyesal tetap ngotot hadiri MotoGP Belanda meski tak menyelesaikannya. Dia menilai ini lebih baik ketimbang melewati event itu.
"Ini bukan cara terbaik sebelum masuk libur musim panas, tapi ini lebih baik dibandingkan saat saya membalap di Sachsenring," kata Marquez.
"Di Sachsenring, saya mengakhiri lomba dengan highside yang mengerikan. Di Assen, saya juga tak merasa baik, tapi bisa mengendalikan motor MotoGP dengan satu tulang iga patah dan patah jari, dengan kondisi ini saja saya terpaut 0,7 sampai 0,8 detik dari yang tercepat."